Bayangkan, satu video review jujur dari seorang kreator bisa lebih meyakinkan daripada iklan TV mahal. Dan di TikTok, daya jangkau itu bisa meledak dalam semalam. Jadi tak heran kalau banyak brand memburu kreator untuk kerja sama. Tapi, bagaimana caranya supaya kamu jadi salah satu yang dipilih?
#1 Bangun Personal Branding yang Konsisten
Tentukan niche dan tone komunikasi kamu
Brand lebih percaya pada kreator yang punya identitas jelas. Apakah kamu fokus di beauty, kuliner, teknologi, atau edukasi? Apakah kamu dikenal karena vibe yang fun, inspiratif, atau edgy? Tentukan sejak awal dan jaga konsistensinya di setiap konten.
Misalnya, kalau kamu membangun citra sebagai kreator yang membahas skincare untuk kulit sensitif, maka sebaiknya kamu konsisten di topik itu. Jangan tiba-tiba membahas otomotif atau teknologi. Brand skincare akan lebih yakin bekerja sama jika mereka melihat kamu fokus dan punya audiens loyal di niche tersebut.
Gunakan bio TikTok yang menggambarkan siapa kamu
Bio adalah kartu nama digitalmu. Jangan biarkan kosong atau sekadar emoji. Tambahkan sedikit deskripsi tentang dirimu dan topik yang kamu bahas. Misalnya: "Ngasih insight tech & gadget secara santai. Kerja sama? DM ya."
Pastikan kamu mencantumkan email atau tautan ke link bio seperti Linktree atau beacons.ai untuk memudahkan brand menghubungimu. Semakin jelas dan profesional tampilan profilmu, semakin besar peluang kamu dianggap serius.
#2 Tunjukkan Kredibilitas lewat Konten
Baca Juga: 7 Cara Dapat Uang dari TikTok yang Jarang Diketahui
Konsistensi unggahan itu penting
Brand senang melihat kreator yang aktif. Kalau kamu jarang posting, kecil kemungkinan mereka akan percaya kamu bisa bantu exposure produk mereka. Idealnya, postinglah minimal 3–5 kali seminggu untuk menunjukkan keseriusan.
Selain itu, konsistensi bikin algoritma TikTok lebih "percaya" pada akunmu. Semakin aktif kamu, semakin besar kemungkinan videomu muncul di FYP dan dilihat lebih banyak audiens.
Berikan value di setiap video
Video kamu jangan sekadar hiburan. Buatlah yang menginspirasi, mendidik, atau memberi solusi. Semakin kamu dikenal sebagai kreator yang bermanfaat, semakin tinggi nilai kamu di mata brand.
Contohnya, jika kamu kreator di bidang parenting, kamu bisa berbagi tips ringan seperti "3 cara membuat anak fokus belajar di rumah" dengan gaya yang santai. Ketika brand edukasi anak melihat kontenmu, mereka akan merasa cocok untuk kolaborasi.
#3 Gunakan Strategi Hook dan Storytelling yang Kuat
3 detik pertama sangat menentukan
Kalau kamu nggak bisa menarik perhatian dalam 3 detik pertama, kemungkinan besar penonton akan swipe. Brand juga tahu ini, jadi mereka ingin kerja sama dengan kreator yang menguasai teknik hook yang efektif.
Gunakan kalimat pembuka yang memicu rasa ingin tahu atau masalah yang relate. Contoh: "Pernah nggak sih kamu ngerasa skincare kamu malah bikin jerawatan?" Kalimat seperti ini langsung membuat penonton bertanya-tanya dan lanjut menonton.
Gunakan storytelling yang relate
Konten yang personal dan relate punya dampak lebih besar. Misalnya kamu review skincare, jangan langsung ngomongin ingredients. Ceritakan dulu pengalamanmu struggling dengan jerawat, baru masuk ke solusi. Storytelling seperti ini bikin brand melihat kamu lebih otentik.
Jangan takut memperlihatkan sisi manusiawimu. Video dengan narasi yang jujur dan emosional cenderung mendapat engagement lebih tinggi, dan itu jadi nilai plus di mata brand.
#4 Perkuat Angka dan Data Audience
Fahami siapa audiens kamu
Gunakan fitur Analytics di TikTok Pro untuk melihat demografi pengikut. Brand ingin tahu apakah audiensmu cocok dengan target mereka. Misalnya, brand fashion remaja tentu lebih senang kerja sama dengan kreator yang followers-nya mayoritas usia 18–24 tahun.
Perhatikan juga dari mana asal followers-mu, jam aktif mereka, dan jenis konten yang paling banyak disukai. Dengan begitu kamu bisa menyusun strategi konten yang bukan hanya menarik audiens, tapi juga meningkatkan value kamu di mata brand.
Buat media kit sederhana
Tunjukkan statistik akunmu dalam bentuk dokumen rapi. Cantumkan: jumlah followers, engagement rate, view tertinggi, niche konten, dan daftar kerja sama sebelumnya jika ada. Ini bisa kamu kirimkan saat pitching ke brand atau ditaruh di link bio kamu.
Media kit juga bisa mencantumkan contoh konten terbaikmu dan testimoni dari brand yang pernah bekerja sama denganmu. Formatnya tidak harus rumit—cukup clean dan mudah dipahami.
#5 Manfaatkan Hashtag & Tren dengan Cerdas
Gunakan hashtag brand dan campaign viral
Ikut challenge atau gunakan hashtag brand tertentu bisa membuat kamu muncul di radar mereka. Misalnya, saat brand X bikin challenge #GlowUpDenganX, kamu bisa buat versi kreatifmu. Bahkan tanpa di-endorse pun, kamu sudah menunjukkan potensi kerja sama.
Banyak brand yang melakukan social listening. Mereka memantau siapa saja kreator yang aktif membahas atau menyebutkan produk mereka. Jadi jangan takut untuk menyebut brand secara sukarela (selama kamu suka produknya).
Selalu update tren FYP mingguan
Konten yang menggunakan sound atau gaya tren FYP lebih mudah masuk radar algoritma. Brand senang melihat kamu aktif memantau tren, karena ini menunjukkan kamu bisa adaptif dengan cepat.
Kreator yang melek tren dan cepat mengambil momen viral punya nilai tinggi karena dianggap peka terhadap dinamika sosial media. Ini salah satu faktor kenapa brand akan lebih tertarik kerja sama dengan kamu.
#6 Bangun Portofolio Lewat Kolaborasi Organik
Bikin review produk yang kamu beli sendiri
Kamu bisa mulai dengan produk yang memang kamu suka dan pakai. Buat video review, kasih testimoni jujur. Brand akan lebih percaya kalau mereka melihat kamu bisa mengkomunikasikan produk dengan cara menarik dan otentik.
Misalnya kamu pecinta kopi, coba review kopi lokal favorit kamu. Kalau videonya menarik dan performanya bagus, bisa saja brand kopi tersebut melihat videomu dan tertarik mengajak kamu kerja sama.
Kolaborasi dengan kreator lain
Ini bisa bantu kamu memperluas jangkauan audiens. Misalnya kamu konten beauty, bisa kolab dengan kreator fashion. Selain memperkuat komunitas, ini juga jadi sinyal positif buat brand bahwa kamu aktif dan punya jejaring yang sehat.
Selain itu, kolaborasi bikin akunmu lebih dinamis dan memperlihatkan bahwa kamu punya karakter sosial yang positif. Ini poin penting di mata brand!
#7 Berani Pitching ke Brand
Jangan nunggu ditawari
Ambil inisiatif untuk reach out brand. Kirimkan email atau DM profesional. Jelaskan siapa kamu, kenapa kamu cocok jadi partner mereka, dan tawarkan ide campaign singkat. Brand akan lebih mempertimbangkan kreator yang tahu apa yang ia tawarkan.
Jangan tunggu viral dulu baru berharap di-notice brand. Banyak brand menghargai proaktifitas. Bahkan kreator dengan 5.000 followers pun bisa dapat kerja sama asal pendekatannya tepat.
Contoh pitch singkat:
"Hi [Nama Brand], aku [Nama Kamu], kreator TikTok dengan 80K+ followers di bidang lifestyle. Aku punya ide konten singkat buat campaign kamu berikutnya. Bisa aku share lebih lanjut?"
Kunci dari pitch adalah singkat, padat, dan fokus ke value yang kamu bawa. Jangan sekadar bilang, "Aku mau endorse ya." Tunjukkan kamu sudah riset dan tahu visi brand mereka.
#8 Jaga Citra dan Etika Profesional
Respons cepat dan sopan
Kalau brand menghubungi kamu, usahakan untuk membalas dalam 24 jam. Jawaban kamu bisa formal tapi tetap ramah. Ini penting untuk membangun kesan profesional dan menyenangkan diajak kerja sama.
Contoh balasan sopan bisa seperti: "Terima kasih sudah menghubungi saya. Saya sangat tertarik dengan kolaborasi ini dan siap berdiskusi lebih lanjut." Kalimat seperti ini menunjukkan kamu menghargai waktu dan kesempatan yang ditawarkan.
Transparansi itu kunci
Kalau kamu di-endorse, beri tahu audiens dengan jujur. Ini bukan cuma soal etika, tapi juga meningkatkan trust dari followers dan brand sekaligus. Banyak brand sekarang hanya mau kerja sama dengan kreator yang terbuka soal sponsorship.
Gunakan tagar seperti #ad atau #sponsored atau beri disclaimer kecil di caption. Ini juga menunjukkan bahwa kamu paham aturan endorsement yang baik.
#9 Optimalkan Profil TikTok-mu
Gunakan link bio untuk portofolio
Kalau kamu punya website, landing page, atau linktree, taruh di bio. Ini memudahkan brand melihat kredibilitas kamu dalam satu klik. Sertakan contoh konten yang pernah kamu buat atau project kolaborasi sebelumnya.
Kalau belum punya website, kamu bisa gunakan Notion, Canva site, atau platform sederhana lain untuk membuat portofolio yang terlihat profesional.
Highlight video terbaik kamu
Gunakan fitur pin untuk menampilkan 3 video terbaik kamu di atas profil. Pilih yang engagement-nya tinggi dan representatif dari niche kamu. Ini langsung jadi pitch visual begitu brand mengunjungi akunmu.
Pastikan thumbnail-nya juga rapi dan judulnya menarik. Ini bagian dari "kesan pertama" yang nggak boleh kamu sepelekan.
#10 Terus Belajar dan Beradaptasi
Ikuti workshop atau webinar kreator
Banyak komunitas kreator atau platform yang mengadakan pelatihan gratis. Ini membantu kamu tetap up to date dengan strategi konten terbaru dan standar kerja sama brand yang sedang berkembang.
Beberapa platform seperti TikTok Creator Academy, Meta Blueprint, atau event lokal sering menawarkan materi yang sangat bermanfaat—gratis pula. Kamu tinggal aktif cari tahu.
Terbuka terhadap feedback
Kalau brand kasih masukan, jangan defensif. Gunakan itu sebagai bahan evaluasi. Kreator yang profesional adalah yang terus berkembang dan bisa menerima kritik dengan bijak.
Jangan malu bertanya atau meminta feedback dari audiensmu juga. Kamu bisa buat polling: "Konten seperti apa yang kamu pengen aku buat?" Ini cara simpel tapi efektif untuk menjaga relevansi.
Penutup: Siap Jadi Magnet Sponsor?
Intinya, jadi kreator yang dilirik brand itu bukan soal jumlah followers semata, tapi bagaimana kamu membangun citra, konsistensi, dan profesionalisme. Jangan ragu untuk mulai dari langkah kecil: konsisten posting, perkuat personal branding, lalu mulai bangun koneksi. TikTok memberi peluang yang sama pada semua kreator. Tinggal bagaimana kamu mengambilnya.
Kamu nggak harus nunggu viral untuk bisa mulai dapet sponsor. Mulailah dari sekarang, dengan semua tips yang sudah kamu pelajari. Jangan takut ditolak, karena setiap penolakan adalah satu langkah lebih dekat menuju ya yang ditunggu-tunggu.
Kalau kamu sudah pernah berhasil dapat sponsor pertama, yuk share di kolom komentar: gimana caramu memulainya? Siapa tahu bisa jadi inspirasi untuk kreator lain.